Thursday, December 9, 2010

SUBSTANCES OF VERY HIGH CONCERN UPDATE / UPDATE DAFTAR BAHAN KIMIA BERBAHAYA

ENGLISH VERSION
ECHA (European Chemical Agency) releases new update list of Substance of Very High Concern for authorisation. The substances are identified carcinogenic, mutagenic, and toxic to reproduction. So please beware of the existence, and the use of those chemical substance to your products. Use only insecticide that doesn't consist of those substances.

One of the substance is BORIC ACID. Are you still using the substance for your wood/rattan/bamboo treatment ? BORIC ACID is identified as TOXIC TO REPRODUCTION. Do you want your products Toxic to your client's/customer's/buyer's reproduction ? Absolutely Not !

Our product (DTM WOOD PROTECTANT (insecticide) and FUNGIFLEX (fungicide) does not contain any of those SVHC list. So, it's pratically safe.

Here is the link to the SVHC list :  
http://www.echa.europa.eu/chem_data/authorisation_process/candidate_list_table_en.asp

BAHASA INDONESIA

ECHA (European Chemical Agency) mengumumkan update terbaru dari daftar Substance of Very High Concern. Substansi-substansi tersebut teridentifikasi bersifat karsinogenik, mutagenik, dan beracun terhadap reproduksi. Harap waspada akan keberadaan dan penggunaan substansi tersebut pada produk Anda. Gunakan insektisida yang tidak mengandung substansi-substansi tersebut.

Salah satu dari substansi tersebut adalah BORIC ACID. Apakah Anda masih menggunakannya untuk perlakuan treatment pada kayu/rotan/bambu Anda? BORIC ACID teridentifikasi BERACUN TERHADAP REPRODUKSI. Apakah Anda menginginkan produk Anda beracun pada reproduksi klien / pelanggan / pembeli produk Anda ? Tentu Tidak !

Produk kami DTM WOOD PROTECTANT (Insektisida) dan FUNGIFLEX (Fungisida) tidak mengandung substansi-substansi yang disebutkan dalam daftar SVHC ini. Maka, secara praktis, aman bagi manusia.

Dan berikut adalah link dari daftar SVHC tersebut :
http://www.echa.europa.eu/chem_data/authorisation_process/candidate_list_table_en.asp 


Friday, November 12, 2010

DATA SUPPORT OF THE ENVIRONMENTAL FRIENDLY SPECIFICATION OF DTM

ENGLISH

The active ingredient of DTM, Deltamethrin has been tested by THE EUROPEAN COMISSION and also by BAYER CROP SCIENCE. And the result is that Deltamethrin is a biodegradable chemical substance , relatively safe for mammals, and environmental friendly


We have both data, and if you want to get a copy of them, please do not hesitate to contact me.


BAHASA INDONESIA

Bahan aktif DTM, Deltamethrin telah diteliti & ditest oleh THE EUROPEAN COMISSION serta BAYER CROP SCIENCE. Hasilnya bahwa Deltamethrin merupakan substansi kimia yg bersifat biodegradable di tanah, relatif aman buat mamalia, dan ramah lingkungan.

Kami memiliki kedua data tersebut. Dan bila Anda menginginkan salinannya, harap hubungi saya.

Sunday, November 7, 2010

DELTAMETHRIN IS ENVIRONMENTAL FRIENDLY & BIODEGRADABLE

BRITISH CROP PROTECTION COUNCIL, UK has announce THE PESTICIDE MANUAL, stated that the active ingredient of DTM -- Deltamethrin will undergo microbial degradation within 1 - 2 weeks. And no incidence on soil microflores and the nitrogen cycle. Besides, there are no uptake through leaves & roots - non systemic compounds.

As a conclusion, Deltamethrin is a biodegradable & environmental friendly chemical substance.
If you want to get a copy of the Manual, please do not hesitate to contact me.


BRITISH CROP PROTECTION COUNCIL, UK mengumumkan THE PESTICIDE MANUAL, menyatakan bahwa bahan aktif DTM -- Deltamethrin akan mengalami degradasi mikrobial dalam 1 - 2 minggu. Dan tidak ditemukan adanya  kejadian pada mikroflora tanah dan siklus nitrogen. Disamping itu tidak terjadi penyerapan melalui daun dan akar tanaman -- senyawa non-sistemik.

Kesimpulannya adalah bahwa Deltamethrin merupakan substansi kimia yg biodegradable dan ramah lingkungan. Jika Anda ingin mendapatkan file-nya, silakan hubungi saya.

Monday, November 1, 2010

KARIR di DTM INDONESIA

Membuka kesempatan bagi yang berminat menjadi tenaga Sales & Technical Service profesional, ulet, dan berjiwa marketing, diutamakan pengalaman di bidang pest control atau penjualan insektisida/termitisida/pestisida. Kirimkan CV ke andri.langgengchymas@gmail.com

Wednesday, October 13, 2010

VAKUM - TEKAN IMPREGNASI

TREATMENT KAYU YANG TERBAIK & PALING EFEKTIF ADALAH SISTEM VAKUM-TEKAN IMPREGNASI

Langkah - Langkah Proses Vakum-Tekan Impregnasi :





1.     Kayu-kayu dimasukkan ke dalam tabung treatment.

2.    Proses Vakum Inisial dimulai (<100mBar), tergantung jenis kayunya. Proses vakum dipertahankan selama 30 menit atau lebih. Atau lebih bagus bila dilakukan 2 kali proses vakum. Tujuannya adalah untuk membuka pori-pori kayu dan mengeluarkan getah kayu serta oksigen dari dalam kayu. Semakin banyak oksigen & keluar dari kayu, serta semakin terbuka pori-pori kayu, semakin efektif & mudah proses penekanan/impregnasi insektisida ke dalam kayu.

3.    Tabung diisi dengan larutan DTM WOOD PROTECTANT, dialirkan dari bak penyimpanan larutan yang berada di bawah tabung treatment atau di samping tabung treatment. Insektisida DTM sebelumnya dicampur dengan air dengan rasio perbandingan 1 (DTM) : 1000 (Air).

4.    Proses Tekan dimulai : Pada tekanan tinggi (12-14 bar) obat dipaksa untuk masuk jauh ke dalam kayu. Ketika jarum tekanan mencapai 12 – 14 bar, biasanya tekanan menurun kembali. Dan kemudian pada posisi 5-7 bar, secara otomatis, sistem melakukan tekanan lagi, hingga naik pada posisi 12-14 bar. Proses ini terjadi berkali-kali berulang-ulang. Hingga pada saatnya, jarum tekanan berhenti total. Maka itu artinya obat sudah penetrasi secara menyeluruh ke dalam kayu. Keseluruhan proses tekan berlangsung mulai 1 (satu) jam hingga beberapa jam, tergantung dari jenis kayu (densitas), dan ketebalan kayu.

5.    Tekanan di dalam tabung diturunkan hingga mencapai tekanan normal 1013 mBar dan larutan dikeluarkan dari tabung.

6.    Proses Vakum Final : sisa larutan diturunkan selama proses Vakum Final supaya kayu bisa dikeluarkan dari tabung tekan dalam keadaan tidak ada tetesan larutan yang berlebihan.


7.    Tabung diisi dengan udara/diangin-anginkan, sedangkan kayu yang sudah di-treatment dikeluarkan dan ditempatkan dengan sistem tumpuk stik selama beberapa menit sambil menunggu obat menempel pada kayu. Baru setelah itu kayu-kayu bisa dimasukkan ke ruang oven/kilndry.


*** end of article ***





Thursday, September 23, 2010

Thursday, September 2, 2010

Deklarasi Lolos USA

Kami telah meluncurkan sertifikat / deklarasi bahwa DTM & FUNGIFLEX tidak mengandung substansi kimia yg tergolong sangat berbahaya berdasarkan CERCLA (Comprehensive Environmental Response, Compensation, and Liability Act) Priority List Of Hazardous Substances yang dikeluarkan oleh The ATSDSR (Agency For Toxic Substances and Disease Registry), berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Federal Amerika Serikat.


Berikut adalah link untuk daftar CERCLA tersebut : http://www.atsdr.cdc.gov/cercla/07list.html


Bila Anda menghendaki sertifikat ini, harap tidak ragu untuk menghubungi saya.

Sunday, August 29, 2010

JAMUR / FUNGI

Decay Fungi/Jamur Pengrusak
Lebih banyak kayu rusak tiap tahun karena Decay Fungi daripada karena kebakaran, banjir dan rayap digabung menjadi satu. Biasanya disebut rot (lapuk, busuk), decay fungi membutuhkan 3 hal untuk bertahan hidup, udara, air, dan makanan. Makanan mereka adalah kayu pada rumah-rumah dan perabot kita.  Mengingat kita tidak bisa menghilangkan udara, satu-satunya mekanisme kontrol yang tersedia adalah menghilangkan air. Air adalah musuh dari kayu! Meskipun kita telah mendengar istilah “dry rot (busuk kering)”, kayu kering tidak akan membusuk! Ditambah dengan treatment anti jamur seperti FUNGIFLEX, problem decay fungi akan tuntas!

White Rot
Jenis-jenis decay fungi yang dihadapi oleh para Pest Management profesional dibagi menjadi dua kategori mendasar : brown rot dan white rot. White rot menyerang selulosa dan lignin dalam kayu dan memberikan penampilan warna putih pada kayu. Pada tahap berikutnya kayu menjadi seperti spon jika disentuh. White rot khusus menyerang kayu keras dan tidak memiliki penampilan kotak-kubus seperti kayu yang terserang brown rot.

Brown Rot
Brown Rot
 Brown rot umumnya menyerang kayu lunak mengubah kayu menjadi coklat kehitaman. Pada tahap lebih lanjut, kayu yang terserang oleh brown rot menjadi rapuh dan timbul robekan/belahan melintasi serat, memberikan tampilan mirip kotak-kubus. Kayu yang terserang, secara struktural menjadi lunak dalam waktu yang relatif singkat. Sekali brown rot meng-ekstrak semua nutrisi kayu, kayu bisa menjadi kering dan kelihatan seperti bertepung. Hal ini terkesan bahwa kayu kering tersebut telah melapuk/membusuk (dry rot) tapi pada kenyataannya itu akibat dari serangan brown rot yang sudah lama.

Poria Incrassata
Salah satu jenis jamur brown rot yang paling destruktif adalah poria incrassata, disebut juga sebagai Jamur Penghantar Air. Jenis jamur ini benar-benar mengangkut air melalui struktur mirip akar yang disebut dengan rhizomorphs. Serangan poria incrassata dapat berkembang cukup cepat merusak bagian-bagian flooring  dan bagian kayu dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun. Satu indikasi serangan poria incrassata adalah munculnya pembusukan/pelapukan pada kayu padahal tidak terlihat adanya sumber air disekitarnya. MC tester adalah alat terbaik untuk menentukan jangkauan/meluasnya serangan. Segala kayu yang memiliki MC melebihi 40% tanpa sumber air yang terlihat, kemungkinan besar terserang poria incrassata.


Mold (Jamur Permukaan)
Mold
Banyak orang tidak dapat membedakan antara mold dengan decay fungi. Meskipun mold adalah sebuah bentukan jamur, mold secara khusus tumbuh pada permukaan kayu dan umumnya tidak merusak kekuatan kayu. Namun bagaimanapun juga, kehadiran mold mengindikasikan bahwa tingkat kelembaban kayu cukup tinggi yang mana kondisi demikian juga memicu tumbuhnya decay fungi. Metode pengontrolan kelembaban bisa dilakukan untuk mencegah decay fungi dan juga akan menghilangkan kondisi favorit  bagi mold untuk tumbuh. Ditambah dengan melakukan treatment menggunakan fungisida seperti FUNGIFLEX, akan lebih optimal dalam perlindungan kayu terhadap mold.

Bluestain
Bluestain menyebabkan perubahan warna kayu menjadi biru-kehitaman, seringnya pada kayu lunak, khususnya pinus. Noda tersebut disebabkan oleh sejenis jamur yg tidak berbahaya (tidak merusak struktur kayu seperti decay fungi). Bluestain terjadi hanya pada bagian sapwood, yang mana merupakan bagian terluar dari suatu pohon, terdekat dengan kulit – itulah sebabnya mengapa sepotong kayu bisa kena stain pada bagian tertentu saja.
Jamur bluestain biasanya dibawa oleh serangga waktu di hutan, terutama ambrosia beetle. Ini sudah sering terjadi di hutan dan di area dimana log disimpan. Ketika serangga-serangga tersebut mendarat pada log, atau ketika mereka menyerang pohon yang masih berdiri atau log dengan kulit masih menempel, jamur dapat bertunas dan tumbuh ke dalam sapwood.

Beberapa orang masih bingung membedakan bluestain dengan mold. Di bawah mikroskop, Anda akan lihat bahwa stain disebabkan oleh benang-benang jamur berwarna gelap tumbuh di dalam bagian jaringan kayu. Benang-benang tersebut umumnya ditemukan pada sel-sel horisontal yang digunakan pohon (sewaktu belum ditebang) untuk menyimpan nutrisi. Jamur-jamur tersebut berwarna sangat intens sehingga membuat keseluruhan kayu yang terkolonisasi oleh mereka, nampak biru/abu-abu, meskipun hanya sedikit benang jamur yang ada. Hingga saat ini belum ada chemical treatment yang bisa mengeliminasi jamur bluestain. Namun fungisida seperti FUNGIFLEX sanggup mencegah agar benang-benang jamur tidak berkembang lebih jauh dan meluas.


*** end of article ***
Created By :
S. Andri Hartanto

Friday, July 16, 2010

3 KESALAHAN PABRIK DALAM MELAKUKAN TREATMENT ANTI SERANGGA PADA KAYU/ROTAN/BAMBU/DLL





ADA 3 PENYEBAB / KESALAHAN PABRIK DALAM MELAKUKAN TREATMENT ANTI SERANGGA PD KAYU, ROTAN, BAMBU, DLL :



KESALAHAN 1 : Perusahaan Memilih Untuk Melakukan Metode Aplikasi Yang Kurang Maksimal.
Ada beberapa metode aplikasi treatment pada material:
* Keterangan :         
: ketebalan daya resapan obat tersebut di atas dengan kondisi treatment pada kayu mahoni yang belum di-oven dan menggunakan pelarut air. Untuk jenis material yang lain atau kondisi yang lain, belum saya ujicoba.
: warna merah menunjukkan seberapa tebal residu obat akan menempel dan tinggal pada kayu setelah meresap melalui pori-pori kayu.
  
 Aplikasi manakah yang anda gunakan? Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Ingat! Tujuannya adalah bagaimana agar kutu-bubuk terkena paparan obat, baik yang sudah dewasa, larva, atau masih telur. 
Metode terbaik untuk pembasmian maupun pencegahan adalah vakum tekan. Namun, apabila kita tidak memiliki alat dan sarananya, Anda bisa memilih metode perendaman selama minimal 30 menit. (Kecuali untuk bambu, agar mendapatkan hasil maksimal (penetrasi full), perendaman bambu selama 7 – 14 hari untuk bambu pole / masih lonjoran atau 48 jam untuk bambu split / sudah dibelah-belah. Jenis bambu & dimensi (ukuran) bambu juga berpengaruh terhadap durasi / lamanya perendaman.)
Untuk hasil maksimal, bisa gunakan aplikasi kombinasi antara perendaman selama minimal 30 menit (tahap pembahanan) lalu kemudian melakukan spray atau kuas dicampur finishing (tahap finishing – layer pertama).
Perlu diingat. Walaupun Anda memilih untuk melakukan metode yang terbaik sekalipun, kalau dalam prakteknya asal-asalan dan tidak konsisten, itupun tidak dapat menjamin efektifitas treatment Anda. Berikan pengawasan yang ketat terhadap aplikasi treatment. Hubungi kami bila Anda memerlukan arahan / support (Gratis !!) mengenai bagaimana penerapan yang paling optimal atas metode yang Anda gunakan.


KOMENTAR : “ Saya Mengerti, Bahwa Metode Perendaman Itu Bagus & Bisa Maksimal Hasilnya. Tapi Di Tempat Saya Tidak Memungkinkan Untuk Melakukan Perendaman. Bisanya Mungkin Sebatas Dicelup Sebentar/ Siram/Kuas/Spray/Dicampur Dengan Finishing (Warna Dasar/Sending). Bagaimana Caranya Untuk Melakukan Antisipasi Agar Serangan Kutu-Bubuk Bisa Diminimalisir? Mengingat Kami Bekerjasama Dengan Beberapa Pengesub Dari Luar (Tidak Semua Pengerjaan Di Pabrik Kami).”

Alternatif Saran / Solusi (silakan pilih salah satu):
1.    Selain proses treatment (celup/siram/kuas/spray) tersebut dilakukan di tempat Anda, koordinasikan dengan para pengesub Anda, untuk melakukan treatment perendaman selama minimal 30 menit di tempat pengesub masing-masing. Tetapi memang dibutuhkan tenaga pengawas yang secara rutin mengecek proses treatment di masing-masing tempat pengesub. Bisakah Anda melakukan hal ini?
2.    Bila tidak, bagaimana jika pihak anda sendiri yang men-treatment bahan bakunya, sebelum pengesub mengambil bahan baku tersebut untuk diproses di tempat mereka. Dengan demikian anda tidak perlu repot-repot mengawasi proses treatment di tempat para pengesub. Tapi memang, pihak anda lah yang mensuplai bahan baku buat para pengesub anda. Bisakah anda melakukan hal ini?
3.    Kalau kedua saran di atas masih tidak cocok untuk anda lakukan, ini cara yang terakhir, dan harus anda lakukan pabila ingin mengantisipasi serangan kutu-bubuk di tempat anda. Yakni dengan menugaskan 1 (satu) atau beberapa orang QC (Quality Control) yang akan melakukan pengecekan & pensortiran atas semua barang yang datang dari para pengesub. Apabila ditemukan ada bagian yang telah kena pinhole, walaupun itu sudah tidak aktif (tidak ada bubuknya), lakukan penolakan (reject). Apalagi ada pinhole yg aktif (mengeluarkan bubuk). Jangan biarkan barang masuk ke gudang Anda dengan kondisi berlubang (ber-pinhole). Karena jika Anda biarkan masuk, larva atau bahkan telur kutu-bubuk yang sedang bercokol di dalam material tsb akan beranak-pinak di dalam dan menyerang barang Anda dari dalam sehingga suatu saat, entah saat akan dikirim, atau sedang dalam perjalanan pengiriman, atau sudah tiba di buyer, pinhole baru akan tercipta, dan bubuk akan bermunculan. Anda tahu apa yang akan terjadi berikutnya? CLAIM !!.

KESALAHAN 2 : Perusahaan Tidak Menggunakan Dosis Pencampuran Yang Sesuai Dengan Aturan Dari Produsen Obat Ybs.
ü  Jika kita menggunakan suatu produk obat, apapun jenis & merk obatnya, sebaiknya gunakan sesuai aturan pencampuran/dosis yang ditentukan oleh produsennya. Sebab kalau tidak, percuma saja Anda menggunakan obat tersebut.
ü  Terlalu encer, maka tidaklah maksimal obatnya bekerja. Cepat atau lambat, perusahaan akan kena claim dari buyer.
ü  Terlalu pekat, itu sama saja pemborosan yang berlebihan. Kerugian disebabkan karena “over-dosis” pengeluaran. Kecuali Anda tidak keberatan dengan hal ini. Tentunya bila dosis diperpekat, otomatis obat akan lebih ampuh.
ü  Adalah DTM WOOD PROTECTANT. Sebuah produk untuk material treatment anti kutu-bubuk & rayap. Memiliki aturan dosis sbb : rasio pencampuran 1:500 (untuk pelarut air) dan rasio pencampuran 1:1000 (untuk pelarut oil/solvent). Kecuali untuk bambu, dosisnya adalah 1:200 (untuk pelarut air) atau 1:500 (untuk pelarut oil/solvent). Untuk lebih detail, mintakan tabel dosis pada technical support DTM di kota Anda. Atau minta agar diadakan presentasi serta pengarahan dari technical support DTM.

KESALAHAN 3 :  Perusahaan Tidak Menggunakan Obat Anti Kutu-Bubuk (Wood Boring Insects) dan Rayap, Melainkan Hanya Menggunakan Obat Anti Rayap (Termitisida).
ü  Faktanya : hama yang menyerang bahan baku mebel/handicraft/pallet,  adalah mayoritas (95%) kutu-bubuk (wood boring insects). Bukan rayap. Lalu mengapa Anda menggunakan obat anti rayap? Salah sasaran bukan?!
ü  Obat anti rayap (termitisida) sangatlah cocok bila digunakan untuk soil treatment (treatment pada tanah/lahan). Mayoritas rayap bermarkas/berkoloni di dalam tanah. Tipikal obat anti rayap sifatnya non-biodegradable (tidak mudah terurai di tanah/not easily composed), sehingga residu obat bisa bertahan lama di dalam tanah (lebih dari 3 tahun) dan mampu membasmi koloni rayap di bawah tanah. Beberapa produk termitisida bahkan bisa bertahan hingga 5 tahun. Oleh sebab itulah obat anti rayap sering digunakan pada bidang konstruksi / pembangunan perumahan.
ü  Namun, bila obat anti rayap diterapkan untuk material treatment (treatment ke kayu/rotan/bambu/dll) selalu memiliki karakter short-term residual (sifat residu yang tidak tahan lama). Biasanya hanya bertahan selama 3 – 5 bulan.
ü  Lain halnya dengan obat anti kutu-bubuk (wood boring insects). Obat ini sangat cocok digunakan untuk material treatment karena sifat residualnya bisa bertahan lama (lebih dari  1 tahun). Sehingga bisa memproteksi material dari serangan baru dari luar (secara jangka panjang), dan akan mematikan telur kutu-bubuk yg terpapar obat, sesaat setelah telur itu menetas (yakni 6 - 10 bulan setelah telur ditaruh oleh sang induk).
ü  Sebaliknya, obat anti kutu-bubuk tidaklah cocok untuk soil treatment. Karena memiliki sifat biodegradable (mudah terurai di tanah/easily composed) dalam kurun waktu 2 – 3 bulan obat akan terurai dan menghilang.

SIKLUS HIDUP KUTU-BUBUK :
ü  Perlu diketahui bahwa kutu bubuk memiliki siklus hidup minimal 1 tahun. Berikut penjelasannya : telur (6-10 bulan) à larva (2-10 bulan) à dewasa (30-60 hari). Sedangkan rayap masa menetas telurnya pendek sekali (1-2 bulan).
ü  Untuk membunuh kutu dewasa, semua jenis pestisida (baik anti kutu-bubuk ataupun anti rayap) bisa dengan mudah melakukannya, asal kutu terkena oleh paparan obat. Tergantung dari metode aplikasi yang Anda pilih.
ü  Demikian juga untuk membunuh larva. Pestisida apapun juga bisa dengan mudah melakukannya (asalkan larva yang ada di dalam kayu, terkena paparan obat). Juga tergantung dari metode aplikasi yang Anda pilih.
ü  Nah, tapi untuk membunuh telur kutu-bubuk, itu tidaklah mudah. Cangkang telur tidak bisa ditembus oleh partikel kimia apapun (kerapatan hingga 0,04 micron). Dan tidak ada obat yang berani meng-claim dirinya bisa membunuh telur hama seketika. Yang bisa dilakukan oleh obat hanyalah menunggu sampai telur menetas.

Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh obat anti kutu-bubuk karena residu obat bisa menempel pada kayu & dan jika obat berhasil masuk ke dalam lorong pinhole/lubang dan mengenai telur kutu-bubuk, maka obat akan melingkupi telur-telurnya selama lebih dari 1 tahun, lebih lama daripada masa menetas telur kutu-bubuk. Jadi ketika telur menetas, bayi larva langsung mati.
ü  Akan tetapi jika kita menggunakan termitisida untuk material treatment, residu obat akan menempel di material & bila obat berhasil masuk ke dalam lorong pinhole dan mengenai telur kutu-bubuk, obat akan melingkupi telur hanya maksimal 5 bulan. Pada bulan ke-6, ke-7 dst, kandungan obat sudah menghilang/menguap. Sehingga saat telur menetas, berhubung obatnya sudah tidak ada, bayi larva akan melenggang-kangkung dengan mudah dan mulai memakan sellulose, getah, zat pati, zat gula dari kayu dan berkembang menjadi larva lalu kemudian menjadi dewasa, dan mengakibatkan keluarnya bubuk dari pinhole. Penyebabnya residu obat anti rayap sudah hilang duluan sebelum telur menetas. Dan selanjutnya, Anda tahu apa yang akan terjadi berikutnya. CLAIM !

CEK JENIS OBAT YG ANDA GUNAKAN
ü  Obat apa yang anda gunakan saat ini? Apakah obat anti kutu-bubuk dan rayap? Atau anti rayap saja? Periksalah label pada kaleng atau brosurnya, jika tertulis “anti rayap” atau “termitisida”, maka itu bukanlah obat anti kutu-bubuk. Perlu diketahui, Kutu-bubuk (wood boring insects) terdiri dari belasan jenis spesies yang karakternya berbeda sekali dengan rayap. Segeralah berganti menggunakan produk obat anti kutu-bubuk (wood boring insects) dan rayap misalnya seperti DTM WOOD PROTECTANT!

Lalu Bagaimana Dengan Pendapat Bahwa “Kok Selama Ini Walaupun Saya Menggunakan Obat Anti Rayap,  Toh Tidak Pernah Terjadi Claim/Complain Adanya Serangan Kutu-Bubuk Pada Produk Saya?”

Ingat. Kita tidak pernah tahu, kapan telur dimasukkan oleh kutu, dan berapa dalam jalur pinhole/lubang kutu yang telah dibuat. Mungkin sang induk sudah beberapa bulan sebelumnya menaruh telurnya, dan proses treatment dilakukan saat telur sudah berumur 7 bulan, atau 8 bulan, sehingga saat telur menetas, residu obat anti rayap masih menempel. Maka bayi larva akan mati. Lihat gambar interval di bawah ini.

Mungkin saja (proses seperti gambar di atas) itulah yang terjadi. That’s why, Anda selama ini belum pernah menerima claim atas terjadinya bubuk pada produk Anda. Tapi berhati-hatilah…resiko terjadinya bubuk masih ada. Seperti gambar di bawah ini.


Masalahnya kita tidak tahu kapan telur ditaruh ke dalam kayu dan berapa dalam lubang pinhole. Kecuali sang induk minta ijin dulu ke kita bahwa dia akan menaruh telur pada tanggal tertentu. Maaf, just kidding. That’s impossible!

Resiko bahwa produk Anda akan terserang kutu-bubuk masih ada. Saran saya, janganlah bermain dengan resiko. Kerugian yang timbul akibat claim dari buyer sangatlah besar. Kapanpun bisa terjadi. Maybe minggu depan, atau bulan depan, atau 6 bulan ke depan, atau 1 tahun ke depan. Please… jangan bermain-main dengan resiko. Sekecil apapun claim buyer, tetap itu adalah KERUGIAN. Saya yakin Anda tidak ingin merugi bukan?

Saya bukan mengatakan bahwa obat anti rayap itu jelek, atau tidak bisa membasmi kutu-bubuk. Sebenarnya apapun jenis obatnya, baik itu anti-kutu bubuk atau anti rayap, memang bisa membunuh kutu-bubuk (baik yang dewasa, larva maupun telur). ASALKAN masih terpapar oleh obat.

Namun apakah Anda mau menanggung resiko bahwa residu obat anti rayap yang anda gunakan, hilang duluan sebelum telurnya menetas?? Tidak mau bukan?!

Syukur-syukur bila telur menetas saat material masih berada di gudang Anda. Barang masih bisa  kita sortir.  Namun apabila telur menetas saat di perjalanan pengiriman container ke luar negeri, atau saat produk Anda sudah terkirim di tujuan, dan celakanya residu obat anti rayap yang telah di-treatment-kan menghilang beberapa minggu atau beberapa bulan sebelumnya. Apakah kita menyalahkan pada nasib?  So, please don’t under estimate these facts.

Bagaimana dengan sistem fumigasi? Atau menggunakan semacam tablet/pellet? Seperti misalnya Metil Brumide, Phostoxin, dsb? Apakah efektif juga?

Fumigasi atau tablet/pellet atau Metil Brumide atau Phostoxin, memang efektif untuk pembasmian. Jika Anda ingin membasmi berbagai hama yang sudah terlanjur masuk ke dalam kayu, metode ini terbukti cukup efektif. Tapi sayangnya metode ini memiliki beberapa kelemahan sbb. :
1.    Pembasmiannya bersifat temporer. Hanya beredar di dalam ruang/chamber selama beberapa hari saja (rata-rata 1 minggu). Kalo gasnya habis terurai, ya, habis pula tingkat pembasmiannya. Kecuali setiap hari material Anda difumigasi terus-menerus. Pastinya membengkaklah biaya Anda.
2.    metode ini tidak meninggalkan residu pada material/tidak memiliki sifat residual. Sehingga setelah material dikeluarkan dari ruang/chamber, tidak ada proteksi lagi. Kapanpun, sewaktu-waktu kutu-bubuk bisa masuk ke dalam material dengan mudah. Begitu material dikeluarkan dari ruang fumigasi, seekor kutu-bubuk bisa dengan mudah menyerang.
3.    Metode ini hanya bisa membunuh kutu-bubuk dewasa dan larva. Karena mereka menghirup gas beracun yang beredar dalam ruang/chamber. Tapi sayangnya tidak bisa membunuh telur. Padahal sasaran utama para eksportir mebel & handicraft & pallet adalah telurnya. Telur bagaikan bom waktu bagi kita. Telur baru akan menetas setelah berumur 6 – 10 bulan. Sehingga, begitu saatnya telur menetas, bayi larva masih hidup dan membuat lorong/pinhole baru. Lalu bubuk akan muncul.
4.    Sistem ini beresiko kematian bagi makhluk hidup lainnya, termasuk manusia. Siapapun yang menghirupnya, resikonya adalah : MATI alias MENINGGAL alias INSTANT DEATH. Informasi ini tertera jelas pada labelnya. Jadi, penanganannya harus hati-hati.

Semoga informasi ini berguna, dan harap menyikapinya dengan open-mind dan pertimbangkan sebijak mungkin. Terima kasih.

Di bawah ini saya tunjukkan beberapa gambar kutu-bubuk dan lorong pinhole yang mereka ciptakan…

GAMBAR-GAMBAR :



*** End Of Article ***